Alkisah, dalam sebuah dialog yang hebat antara Sun Tzu dengan Raja Ho Lu, ahli strategi ini menyatakan bahwa mengalahkan musuh tanpa berperang adalah kemenangan sejati. Sesungguhnya, memang inilah prinsip fundamental strategi perang Sun tzu.
Memang ada kata-kata demikian, "100 kali perang 100 kali menang". Tetapi kemenangan seperti ini bukanlah kemenangan puncak. Menurut Sun Tzu, mengalahkan musuh tanpa berperang, itu baru indah. Luar biasa!
Dalam bisnis, prinsip mengalahkan lawan tanpa berperang juga berlaku. Tetapi, fakta di lapangan justru memperlihatkan, banyak perusahaan gagal mengaplikasikan strategi ini.
Contoh: dalam persaingan bisnis, ada kalanya perusahaan yang sama besarnya habis-habisan beradu strategi untuk saling mengalahkan. Mereka menggempur konsumen dengan produk-produk yang bersaing ketat secara langsung. Mereka juga berusaha saling mengalahkan atau merebut perhatian konsumen dengan iklan besar-besaran.
Contoh lain, perusahaan besar yang menghabiskan energinya untuk menggarap habis perusahaan-perusahaan kecil yang muncul sebagai pesaing baru. Atau situasi sebaliknya, perusahaan yang masih baru memaksa adu kuat dengan perusahaan besar dan mapan. Perusahaan baru ini menghabiskan sumber dayanya untuk meladeni perang dengan musuhnya yang jauh lebih kuat. Ini sia-sia belaka.
Dari contoh-contoh di atas, kalaupun salah satu dari perusahaan akhirnya menang, sesungguhnya kemenangan itu dibayar dengan harga yang sangat mahal. Dalam situasi kompetisi yang begitu ketat, adakah cara menang bersaing tanpa berperang? Jawabnya tegas, ada!
Pilihannya adalah kerjasama, membangun aliansi bisnis, atau bahkan merger. Bagi dua atau lebih perusahaan besar yang semula habis-habisan bersaing, maka ketiga pilihan tersebut dapat mempersatukan kekuatan mereka menjadi kekuatan bisnis yang jauh lebih besar dan sulit ditandingi.
Bagi perusahaan besar yang merangkul perusahaan kecil, maka kekuatannya pun bertambah dan ancaman pun hilang. Sementara perusahaan kecil yang bergabung atau bekerjasama dengan perusahaan besar, sudah pasti akan selamat dari ancaman dihabisi oleh perusahaan besar.
Inilah hakikat strategi menang tanpa berperang. Inilah kemenangan yang sejati. Win-win solution!
Jumat, 16 Oktober 2009
Kamis, 15 Oktober 2009
Mati Ketika Masih Hidup
Hidupilah kehidupan Anda hingga Anda mati. Mengapa saya mengungkapkan pernyataan tersebut? Karena banyak orang yang sudah mati walaupun dalam keadaan hidup. Dalam bukunya How to Live 365 Days a Year, Dr.Schindler menyatakan bahwa tiga dari empat orang yang berbaring di rumah sakit di isi oleh orang yang mengidap EII - Emotional Induced Illness (penyakit yang disebabkan oleh emosi). Jadi bisa dibayangkan, 3 dari 4 orang di rumah sakit akan sehat ketika bisa menangani emosinya.
David J. Schwartz, penulis buku Berpikir dan Berjiwa Besar menceritakan tentang temannya seorang pengacara yang mengidap TBC. Pengacara ini tahu bahwa ia harus menjalani hidup yang terbatas dengan banyak aturan, tetapi hal ini tidak pernah menghentikannya menjalankan praktek hukum, menghidupi keluarga yang baik, dan benar-benar menikmati hidup.
Pria itu telah berusia 78 tahun dan mengekspresikan filosofinya dengan kata-kata ini: "Saya akan hidup hingga saya mati, dan saya tidak akan mencampur aduk hidup dan mati. Sementara saya masih ada di muka bumi ini, saya akan terus hidup. Mengapa harus hanya setengah hidup? Setiap menit yang dihabiskan orang untuk khawatir soal kematian sama saja orang itu sudah mati selama satu menit itu."
Anda bisa menjalani kehidupan ini dengan dua cara. Pertama hidup dalam kekuatiran, maka kematian akan semakin cepat menjemput Anda. Kedua hidup dalam ucapan syukur dan optimisme, maka seburuk apapun keadaannya, Tuhan sanggup membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.
Sumber: Berpikir dan Berjiwa Besar; David J. Schwartz; Binarupa Aksara
David J. Schwartz, penulis buku Berpikir dan Berjiwa Besar menceritakan tentang temannya seorang pengacara yang mengidap TBC. Pengacara ini tahu bahwa ia harus menjalani hidup yang terbatas dengan banyak aturan, tetapi hal ini tidak pernah menghentikannya menjalankan praktek hukum, menghidupi keluarga yang baik, dan benar-benar menikmati hidup.
Pria itu telah berusia 78 tahun dan mengekspresikan filosofinya dengan kata-kata ini: "Saya akan hidup hingga saya mati, dan saya tidak akan mencampur aduk hidup dan mati. Sementara saya masih ada di muka bumi ini, saya akan terus hidup. Mengapa harus hanya setengah hidup? Setiap menit yang dihabiskan orang untuk khawatir soal kematian sama saja orang itu sudah mati selama satu menit itu."
Anda bisa menjalani kehidupan ini dengan dua cara. Pertama hidup dalam kekuatiran, maka kematian akan semakin cepat menjemput Anda. Kedua hidup dalam ucapan syukur dan optimisme, maka seburuk apapun keadaannya, Tuhan sanggup membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.
Sumber: Berpikir dan Berjiwa Besar; David J. Schwartz; Binarupa Aksara
Rabu, 14 Oktober 2009
Dimana Letak Bahagia Anda?
"Tempat untuk berbahagia itu ada di
sini. Waktu untuk berbahagia itu kini.
Cara untuk berbahagia ialah dengan
membuat orang lain berbahagia"
-- Robert G. Ingersoll
Apakah saat ini merasa bahagia?
Di mana letak kebahagiaan Kita
sesungguhnya? Apakah pada moleknya
tubuh? ..Jelitanya rupa? Tumpukan
harta?
....atau barangkali punya mobil mewah &
tingginya jabatan?
Jika itu semua sudah Kita dapatkan,
apakah kita bisa memastikan bahwa
kita *akan* bahagia?
Hari ini saya akan mengajak untuk
menengok sejarah, kalau limpahan harta tidak
selalu mengantarkan pada kebahagiaan
Dan ini kisah nyata...
Ada delapan orang miliuner yang memiliki
nasib kurang menyenangkan di akhir
hidupnya. Tahun 1923, para miliuner
berkumpul di Hotel Edge Water Beach
di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu,
mereka adalah kumpulan orang-orang yang
sangat sukses di zamannya.
Namun, tengoklah nasib tragis mereka 25
tahun sesudahnya! Saya akan menyebutnya
satu persatu :
=> Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel,
perusahaan besi baja ternama waktu itu.
Dia mengalami kebangkrutan total,
hingga harus berhutang untuk membiayai
5 tahun hidupnya sebelum meninggal.
=> Richard Whitney, President New York
Stock Exchange. Pria ini harus
menghabiskan sisa hidupnya dipenjara
Sing Sing.
=> Jesse Livermore (raja saham "The
Great Bear" di Wall Street), Ivar
Krueger (CEO perusahaan hak cipta),
Leon Fraser (Chairman of Bank of
International Settlement), ketiganya
memilih mati bunuh diri.
=> Howard Hupson, CEO perusahaan gas
terbesar di Amerika Utara. Hupson
sakit jiwa dan meninggal di rumah
sakit jiwa.
=> Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung
terbesar di dunia, meninggal di
negeri orang lain.
=> Albert Fall, anggota kabinet
presiden Amerika Serikat, meninggal
di rumahnya ketika baru saja keluar
dari penjara.
Kisah di atas merupakan bukti, bahwa
kekayaan yang melimpah bukan jaminan
akhir kehidupan yang bahagia!
Kebahagiaan memang menjadi faktor yang
begitu didambakan bagi semua orang.
Hampir segala tujuan muaranya ada pada
kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa
merasakan *hidup* jika sudah menemukan
kebahagiaan.
Pertanyaannya, di mana kita bisa
mencari kebahagiaan?
Apakah di pusat pertokoan? Salon
kecantikan yg mahal? Restoran mewah?
Di Hawaii? di Paris? atau di mana?
Sesungguhnya, kebahagiaan itu tdk perlu
dicari kemana-mana... karena ia ada
di hati setiap manusia.
Carilah kebahagiaan dalam hatimu!
Telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu!
Percayalah, ia tak akan lari kemana-mana...
Hari ini kita coba telaah bersama
bagaimana kita sesungguhnya bisa
mendapatkan kebahagiaan *setiap hari*.
Berikut adalah sekedar kita simpulkan :
1. Mulailah Berbagi!
Ciptakan suasana bahagia dengan cara
berbagi dengan orang lain. Dengan cara
berbagi akan menjadikan hidup kita
terasa lebih berarti.
2. Bebaskan hati dari rasa benci,
bebaskan pikiran dari segala
kekhawatiran.
Menyimpan rasa benci, marah atau dengki
hanya akan membuat hati merasa tidak
nyaman dan tersiksa.
3. Murahlah dalam memaafkan!
Jika ada orang yang menyakiti, jangan
balik memaki-maki. Mendingan berteriak
"Hey! Kamu sudah saya maafkan!!".
Dengan memiliki sikap demikian, hati
kita akan menjadi lebih tenang, dan
amarah kita bisa hilang. Tidak percaya?
mari kita Coba bersama-sama!
4. Lakukan sesuatu yang bermakna.
Hidup di dunia ini hanya sementara.
Lebih baik kita gunakan setiap waktu
dan kesempatan yang ada untuk melakukan
hal-hal yang bermakna, untuk diri
sendiri, keluarga, dan orang lain.
Dengan cara seperti ini maka
kebahagiaan kita akan bertambah dan
terus bertambah.
5. Dan yang terakhir, kita jangan
terlalu banyak berharap pada orang
lain, nanti kita akan kecewa!
Ingat, kebahagiaan merupakan tanggung
jawab masing-masing, bukan tanggung
jawab teman, keluarga, kekasih, atau
orang lain.
Lebih baik kita perbanyak harap hanya
kepada Yang Maha Kasih dan Kaya.
Karena Dia-lah yang menciptakan kita,
dan Dia-lah yang menciptakan segala
'rasa', termasuk rasa bahagia yang
selalu kita inginkan. ^_^'
Ditulis oleh: Anne Ahira
sini. Waktu untuk berbahagia itu kini.
Cara untuk berbahagia ialah dengan
membuat orang lain berbahagia"
-- Robert G. Ingersoll
Apakah saat ini merasa bahagia?
Di mana letak kebahagiaan Kita
sesungguhnya? Apakah pada moleknya
tubuh? ..Jelitanya rupa? Tumpukan
harta?
....atau barangkali punya mobil mewah &
tingginya jabatan?
Jika itu semua sudah Kita dapatkan,
apakah kita bisa memastikan bahwa
kita *akan* bahagia?
Hari ini saya akan mengajak untuk
menengok sejarah, kalau limpahan harta tidak
selalu mengantarkan pada kebahagiaan
Dan ini kisah nyata...
Ada delapan orang miliuner yang memiliki
nasib kurang menyenangkan di akhir
hidupnya. Tahun 1923, para miliuner
berkumpul di Hotel Edge Water Beach
di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu,
mereka adalah kumpulan orang-orang yang
sangat sukses di zamannya.
Namun, tengoklah nasib tragis mereka 25
tahun sesudahnya! Saya akan menyebutnya
satu persatu :
=> Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel,
perusahaan besi baja ternama waktu itu.
Dia mengalami kebangkrutan total,
hingga harus berhutang untuk membiayai
5 tahun hidupnya sebelum meninggal.
=> Richard Whitney, President New York
Stock Exchange. Pria ini harus
menghabiskan sisa hidupnya dipenjara
Sing Sing.
=> Jesse Livermore (raja saham "The
Great Bear" di Wall Street), Ivar
Krueger (CEO perusahaan hak cipta),
Leon Fraser (Chairman of Bank of
International Settlement), ketiganya
memilih mati bunuh diri.
=> Howard Hupson, CEO perusahaan gas
terbesar di Amerika Utara. Hupson
sakit jiwa dan meninggal di rumah
sakit jiwa.
=> Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung
terbesar di dunia, meninggal di
negeri orang lain.
=> Albert Fall, anggota kabinet
presiden Amerika Serikat, meninggal
di rumahnya ketika baru saja keluar
dari penjara.
Kisah di atas merupakan bukti, bahwa
kekayaan yang melimpah bukan jaminan
akhir kehidupan yang bahagia!
Kebahagiaan memang menjadi faktor yang
begitu didambakan bagi semua orang.
Hampir segala tujuan muaranya ada pada
kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa
merasakan *hidup* jika sudah menemukan
kebahagiaan.
Pertanyaannya, di mana kita bisa
mencari kebahagiaan?
Apakah di pusat pertokoan? Salon
kecantikan yg mahal? Restoran mewah?
Di Hawaii? di Paris? atau di mana?
Sesungguhnya, kebahagiaan itu tdk perlu
dicari kemana-mana... karena ia ada
di hati setiap manusia.
Carilah kebahagiaan dalam hatimu!
Telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu!
Percayalah, ia tak akan lari kemana-mana...
Hari ini kita coba telaah bersama
bagaimana kita sesungguhnya bisa
mendapatkan kebahagiaan *setiap hari*.
Berikut adalah sekedar kita simpulkan :
1. Mulailah Berbagi!
Ciptakan suasana bahagia dengan cara
berbagi dengan orang lain. Dengan cara
berbagi akan menjadikan hidup kita
terasa lebih berarti.
2. Bebaskan hati dari rasa benci,
bebaskan pikiran dari segala
kekhawatiran.
Menyimpan rasa benci, marah atau dengki
hanya akan membuat hati merasa tidak
nyaman dan tersiksa.
3. Murahlah dalam memaafkan!
Jika ada orang yang menyakiti, jangan
balik memaki-maki. Mendingan berteriak
"Hey! Kamu sudah saya maafkan!!".
Dengan memiliki sikap demikian, hati
kita akan menjadi lebih tenang, dan
amarah kita bisa hilang. Tidak percaya?
mari kita Coba bersama-sama!
4. Lakukan sesuatu yang bermakna.
Hidup di dunia ini hanya sementara.
Lebih baik kita gunakan setiap waktu
dan kesempatan yang ada untuk melakukan
hal-hal yang bermakna, untuk diri
sendiri, keluarga, dan orang lain.
Dengan cara seperti ini maka
kebahagiaan kita akan bertambah dan
terus bertambah.
5. Dan yang terakhir, kita jangan
terlalu banyak berharap pada orang
lain, nanti kita akan kecewa!
Ingat, kebahagiaan merupakan tanggung
jawab masing-masing, bukan tanggung
jawab teman, keluarga, kekasih, atau
orang lain.
Lebih baik kita perbanyak harap hanya
kepada Yang Maha Kasih dan Kaya.
Karena Dia-lah yang menciptakan kita,
dan Dia-lah yang menciptakan segala
'rasa', termasuk rasa bahagia yang
selalu kita inginkan. ^_^'
Ditulis oleh: Anne Ahira
Sabtu, 03 Oktober 2009
Kuasai Kecerdasan Emosi Anda
"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.
Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.
Mampu menguasai emosi, seringkali orang
menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak
cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.
Justru, pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting penentu
kesuksesan hidup seseorang.
Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran
mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan
menyelesaikan masalah, mulai dari yang
ringan hingga kompleks.
Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa
memahami, mengenal, dan memilih
kualitas mereka sebagai insan manusia.
Orang yang memiliki kecerdasan emosi
bisa memahami orang lain dengan baik
dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait
erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari
tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya.
Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan
bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti
tingginya kecerdasan emosi yang
dimilikinya.
Kecerdasan emosi lebih terfokus pada
pencapaian kesuksesan hidup yang
*tidak tampak*.
Kesuksesan bisa tercapai ketika
seseorang bisa membuat kesepakatan
dengan melibatkan emosi, perasaan dan
interaksi dengan sesamanya.
Terbukti, pencapaian kesuksesan secara
materi tidak menjamin kepuasan hati
seseorang.
Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang
juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.
Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang
untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk
interaksi lebih dibutuhkan daripada
kecerdasan otak (IQ) seseorang.
Sekarang, mari kita lihat, bagaimana
emosi bisa mengubah segala keterbatasan
menjadi hal yang luar biasa....
Seorang miliuner kaya di Amerika
Serikat, Donald Trump, adalah contoh
apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai
pengusaha real estate yang cukup
sukses, dengan kekayaan pribadi yang
diperkirakan sebesar satu miliar US
dollar.
Dua buku berhasil ditulis pada puncak
karirnya, yaitu "The Art of The Deal
dan Surviving at the Top". Namun jalan
yang dilalui Trump tidak selalu
mulus...
Anda ingat depresi yang melanda dunia
di akhir tahun 1990? Pada saat itu
harga saham properti pun ikut anjlok
dengan drastis. Hingga dalam waktu
semalam, kehidupan Trump menjadi sangat
berkebalikan.
Trump yang sangat tergantung pada
bisnis propertinya ini harus menanggung
hutang sebesar 900 juta US Dollar!
Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi
kebangkrutannya.
Beberapa temannya yang mengalami nasib
serupa berpikir bahwa inilah akhir
kehidupan mereka, hingga benar-benar
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri.
Di sini kecerdasan emosi Trump
benar-benar diuji. Bagaimana tidak,
ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan
semua harta yang tersisa sebagai ganti
rugi perceraian mereka.
Orang-orang yang dianggap sebagai teman
dekatnya pun pergi meninggalkannya
begitu saja. Alasan yang sangat
mendukung bagi Trump untuk putus asa
dan menyerah pada hidup. Namun itu
tidak dilakukannya.
Trump justru memandang bahwa ini
kesempatan untuk bekerja dan mengubah
keadaan. Meski secara finansial ia
telah kehilangan segalanya, namun ada
"intangible asset" yang tetap
dimilikinya.
Ya, Trump memiliki pengalaman dan
pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh
lebih berharga dari semua hartanya yang
pernah ada!
Apa yang terjadi selanjutnya?
Fantastis, enam bulan kemudian Trump
sudah berhasil membuat kesepakatan
terbesar dalam sejarah bisnisnya.
Tiga tahun berikutnya, Trump mampu
mendapat keuntungan sebesar US$3
Milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi
judul "The Art of The Comeback".
Dalam bukunya ini Trump bercerita
bagaimana kebangkrutan yang menimpanya
justru menjadikannya lebih bijaksana,
kuat dan fokus daripada sebelumnya.
Bahkan ia berpikir, jika saja musibah
itu tidak terjadi, maka ia tidak akan
pernah tahu teman sejatinya dan tidak
akan menjadikannya lebih kaya dari yang
sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang
keteguhan untuk bangkit dari kegagalan,
juga mendatangkan kekuatan pada
seseorang untuk berani menghadapi
ketakutan.
Tidak sama halnya seperti kecerdasan
otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap org & bisa dikembangkan.
Berikut beberapa tips bagaimana cara
mengasah kecerdasan emosi:
1. Selalu hidup dengan keberanian.
Latihan dan berani mencoba hal-hal baru
akan memberikan beragam pengalaman dan
membuka pikiran dengan berbagai
kemungkinan lain dalam hidup.
2. Selalu bertanggung jawab dalam
segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa
mendapatkan kepercayaan orang lain dan
mengendalikan kita untuk tidak mudah
menyerah. "being accountable is being
dependable"
3. Berani keluar dari zona nyaman.
Mencoba keluar dari zona nyaman akan
membuat kita bisa mengeksplorasi banyak
hal.
4. Mengenali rasa takut dan mencoba
untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa
percaya diri dan dapat menjadi jaminan
bahwa segala sesuatu pasti ada
solusinya.
5. Bersikap rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dalam hidup
justru dapat meningkatkan harga diri
kita.
So, kuasailah kecerdasan emosi Kita!
Karena mengendalikan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang bisa
mengendalikan Tri menuju sukses dan
juga menikmati warna-warni kehidupan.
By:Anne Ahira
Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan yang benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."
-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.
Mampu menguasai emosi, seringkali orang
menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak
cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.
Justru, pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting penentu
kesuksesan hidup seseorang.
Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran
mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan
menyelesaikan masalah, mulai dari yang
ringan hingga kompleks.
Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa
memahami, mengenal, dan memilih
kualitas mereka sebagai insan manusia.
Orang yang memiliki kecerdasan emosi
bisa memahami orang lain dengan baik
dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait
erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari
tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya.
Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan
bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti
tingginya kecerdasan emosi yang
dimilikinya.
Kecerdasan emosi lebih terfokus pada
pencapaian kesuksesan hidup yang
*tidak tampak*.
Kesuksesan bisa tercapai ketika
seseorang bisa membuat kesepakatan
dengan melibatkan emosi, perasaan dan
interaksi dengan sesamanya.
Terbukti, pencapaian kesuksesan secara
materi tidak menjamin kepuasan hati
seseorang.
Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang
juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.
Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang
untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk
interaksi lebih dibutuhkan daripada
kecerdasan otak (IQ) seseorang.
Sekarang, mari kita lihat, bagaimana
emosi bisa mengubah segala keterbatasan
menjadi hal yang luar biasa....
Seorang miliuner kaya di Amerika
Serikat, Donald Trump, adalah contoh
apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai
pengusaha real estate yang cukup
sukses, dengan kekayaan pribadi yang
diperkirakan sebesar satu miliar US
dollar.
Dua buku berhasil ditulis pada puncak
karirnya, yaitu "The Art of The Deal
dan Surviving at the Top". Namun jalan
yang dilalui Trump tidak selalu
mulus...
Anda ingat depresi yang melanda dunia
di akhir tahun 1990? Pada saat itu
harga saham properti pun ikut anjlok
dengan drastis. Hingga dalam waktu
semalam, kehidupan Trump menjadi sangat
berkebalikan.
Trump yang sangat tergantung pada
bisnis propertinya ini harus menanggung
hutang sebesar 900 juta US Dollar!
Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi
kebangkrutannya.
Beberapa temannya yang mengalami nasib
serupa berpikir bahwa inilah akhir
kehidupan mereka, hingga benar-benar
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri.
Di sini kecerdasan emosi Trump
benar-benar diuji. Bagaimana tidak,
ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan
semua harta yang tersisa sebagai ganti
rugi perceraian mereka.
Orang-orang yang dianggap sebagai teman
dekatnya pun pergi meninggalkannya
begitu saja. Alasan yang sangat
mendukung bagi Trump untuk putus asa
dan menyerah pada hidup. Namun itu
tidak dilakukannya.
Trump justru memandang bahwa ini
kesempatan untuk bekerja dan mengubah
keadaan. Meski secara finansial ia
telah kehilangan segalanya, namun ada
"intangible asset" yang tetap
dimilikinya.
Ya, Trump memiliki pengalaman dan
pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh
lebih berharga dari semua hartanya yang
pernah ada!
Apa yang terjadi selanjutnya?
Fantastis, enam bulan kemudian Trump
sudah berhasil membuat kesepakatan
terbesar dalam sejarah bisnisnya.
Tiga tahun berikutnya, Trump mampu
mendapat keuntungan sebesar US$3
Milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi
judul "The Art of The Comeback".
Dalam bukunya ini Trump bercerita
bagaimana kebangkrutan yang menimpanya
justru menjadikannya lebih bijaksana,
kuat dan fokus daripada sebelumnya.
Bahkan ia berpikir, jika saja musibah
itu tidak terjadi, maka ia tidak akan
pernah tahu teman sejatinya dan tidak
akan menjadikannya lebih kaya dari yang
sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)
Kecerdasan Emosi memberikan seseorang
keteguhan untuk bangkit dari kegagalan,
juga mendatangkan kekuatan pada
seseorang untuk berani menghadapi
ketakutan.
Tidak sama halnya seperti kecerdasan
otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap org & bisa dikembangkan.
Berikut beberapa tips bagaimana cara
mengasah kecerdasan emosi:
1. Selalu hidup dengan keberanian.
Latihan dan berani mencoba hal-hal baru
akan memberikan beragam pengalaman dan
membuka pikiran dengan berbagai
kemungkinan lain dalam hidup.
2. Selalu bertanggung jawab dalam
segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa
mendapatkan kepercayaan orang lain dan
mengendalikan kita untuk tidak mudah
menyerah. "being accountable is being
dependable"
3. Berani keluar dari zona nyaman.
Mencoba keluar dari zona nyaman akan
membuat kita bisa mengeksplorasi banyak
hal.
4. Mengenali rasa takut dan mencoba
untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa
percaya diri dan dapat menjadi jaminan
bahwa segala sesuatu pasti ada
solusinya.
5. Bersikap rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dalam hidup
justru dapat meningkatkan harga diri
kita.
So, kuasailah kecerdasan emosi Kita!
Karena mengendalikan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang bisa
mengendalikan Tri menuju sukses dan
juga menikmati warna-warni kehidupan.
By:Anne Ahira
Selasa, 29 September 2009
Nikmati Perbedaan!
Perbedaan adalah anugrah dari
Yang Maha Kuasa!
Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.
Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)
Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)
Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.
Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.
Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.
Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.
Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.
Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?
Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus
bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?
Berikut di antaranya...
1. Cara pandang kita terhadap perbedaan.
Berpikirlah positif dengan mensyukuri
adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
sebagai kekayaan. Cara pandang yang
benar akan melahirkan sikap yang tepat.
Ada baiknya kita mencari persamaan
terlebih dahulu, sebelum mencari
perbedaan.
2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.
Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
adalah jalan yang tepat untuk mengelola
perbedaan.
Berlatihlah utk menghargai, menerima,
menjalankan dan bertanggungjawab
terhadap keputusan bersama, meski
berlawanan dengan ide awal kita.
3. Selalu posisikan segala sesuatu
pada tempatnya.
Saat bekerja sama dengan orang lain,
salurkan potensi, karakter, minat yang
berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.
Cara ini akan mendorong tercapainya
tujuan bersama dan mendukung
pengembangan potensi masing-masing
individu.
4. Jangan pernah meremehkan orang lain.
Apapun dan bagaimana pun kondisi atau
pendapat orang lain, perlakukan mereka
selayaknya diri kita ingin diperlakukan.
Anggaplah semua orang penting. Mereka
memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi
tdk bisa digantikan oleh orang lain.
5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.
Merasa diri paling penting dan lebih
baik daripada orang lain *tidak akan*
menambah nilai lebih bagi kita. Toh
kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Jadilah beton dalam bangunan. Meski
tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
yang menjadi penyangga kokohnya sebuah
bangunan. :-)
6. Cari sumber informasi yang terjamin
kebenarannya.
Perbedaan bisa muncul karena informasi
yang salah. Oleh sebab itu, pastikan
sumber informasi kita bisa terjamin dan
dapat dipercaya kebenarannya. Lebih
bagus lagi jika disertai bukti yang
mendukung.
7. Koreksi diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain terus menerus
tidak akan banyak membantu kita. Bisa
jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
diri kita. Karenanya, koreksi diri
sendiri terlebih dahulu merupakan
langkah yang paling bijaksana.
So, berhentilah menyesalkan perbedaan.
Karena jika tidak, kita akan
kehilangan sumber kebahagiaan! :-)
by: Anne Ahira
Yang Maha Kuasa!
Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.
Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)
Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)
Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.
Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.
Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.
Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.
Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.
Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?
Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus
bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?
Berikut di antaranya...
1. Cara pandang kita terhadap perbedaan.
Berpikirlah positif dengan mensyukuri
adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
sebagai kekayaan. Cara pandang yang
benar akan melahirkan sikap yang tepat.
Ada baiknya kita mencari persamaan
terlebih dahulu, sebelum mencari
perbedaan.
2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.
Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
adalah jalan yang tepat untuk mengelola
perbedaan.
Berlatihlah utk menghargai, menerima,
menjalankan dan bertanggungjawab
terhadap keputusan bersama, meski
berlawanan dengan ide awal kita.
3. Selalu posisikan segala sesuatu
pada tempatnya.
Saat bekerja sama dengan orang lain,
salurkan potensi, karakter, minat yang
berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.
Cara ini akan mendorong tercapainya
tujuan bersama dan mendukung
pengembangan potensi masing-masing
individu.
4. Jangan pernah meremehkan orang lain.
Apapun dan bagaimana pun kondisi atau
pendapat orang lain, perlakukan mereka
selayaknya diri kita ingin diperlakukan.
Anggaplah semua orang penting. Mereka
memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi
tdk bisa digantikan oleh orang lain.
5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.
Merasa diri paling penting dan lebih
baik daripada orang lain *tidak akan*
menambah nilai lebih bagi kita. Toh
kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Jadilah beton dalam bangunan. Meski
tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
yang menjadi penyangga kokohnya sebuah
bangunan. :-)
6. Cari sumber informasi yang terjamin
kebenarannya.
Perbedaan bisa muncul karena informasi
yang salah. Oleh sebab itu, pastikan
sumber informasi kita bisa terjamin dan
dapat dipercaya kebenarannya. Lebih
bagus lagi jika disertai bukti yang
mendukung.
7. Koreksi diri sendiri sebelum
menyalahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain terus menerus
tidak akan banyak membantu kita. Bisa
jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
diri kita. Karenanya, koreksi diri
sendiri terlebih dahulu merupakan
langkah yang paling bijaksana.
So, berhentilah menyesalkan perbedaan.
Karena jika tidak, kita akan
kehilangan sumber kebahagiaan! :-)
by: Anne Ahira
Jumat, 25 September 2009
Kesendirian Tidak Selalu Mematikan!
Banyak orang yang tidak menyukai kesendirian,
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.
'Sendiri aduh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!
Apakah Anda termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!
Kesendirian bisa memiliki dua makna...
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.
Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin kita pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!
Satu hal yang perlu kita ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.
Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
yang sangat kita sukai, misalnya dengan membaca,
menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
kita. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
menyenangkan!
2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
impian kita dan belum sempat dilakukan. kita bisa
membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.
Percaya, cara ini akan menyadarkan kita akan
sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
menyenangkan? ;-)
3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
keinginan yang ingin kita wujudkan selagi masih
hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
'keinginan gila' saat kita masih kecil? Atau mimpi-
mimpi lain yang belum terlaksanakan?
Saat itu kita akan sadar, ternyata banyak sekali
hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!
4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
'utama' dan yang pertama yang harus kita lakukan...
Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri kita.
Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
keberadaan kita di dunia.
Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
kokoh kemampuan kita mengarungi kehidupan,
dengan segala situasinya.
Intinya, jangan biarkan kita terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat kita putus asa.
Kalau kita mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita. Salah satunya ada orang-orang yang dekat dan sayang sama kita :-)
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa kita
jadikan teman, dan ajak bicara!
Jika kita mau terbuka, dalam kesendirian kita bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Tri bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang kita miliki.
Dalam kesendirian pula kita bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali kita temukan di keramaian!
Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada kita.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini kita sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
kita harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!
Kelola-lah perasaan kita dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)
karena waktu yang dilewati terasa lebih panjang dan
melelahkan.
'Sendiri aduh sendiri'... Ternyata hal remeh ini bisa
menjadi masalah besar bagi sebagian orang!
Apakah Anda termasuk yang demikian? :-)
Memang, kesendirian seringkali diidentikkan dengan hal
yang menakutkan, mengesalkan, bahkan menjadi simbol
kesedihan. Namun, jika kita mau membuka pikiran,
sebenarnya kesendirian itu tidak selalu mematikan!
Kesendirian bisa memiliki dua makna...
Pertama, kesendirian menyangkut fisik yang sebenarnya,
tanpa ada orang di sekitarnya. Kedua, hanya berbentuk
perasaan saja.
Bisa jadi seseorang berada di tengah keramaian, namun
merasakan kesunyian. Mungkin kita pernah mengalami
hal serupa, terutama ketika menemui masalah dengan
rekan kerja, sahabat, keluarga, atau pacar? :-) dan lain
sebagainya..!
Satu hal yang perlu kita ingat, kesendirian dengan arti
apapun sebenarnya bukan masalah jika kita mampu
mengelolanya dengan baik, atas perasaan, sikap dan
segala situasinya.
Bagaimana kita bisa mengelola kesendirian supaya lebih
bermakna? Lakukan hal berikut :
1. Cari kesibukan dengan melakukan aktivitas positif
yang sangat kita sukai, misalnya dengan membaca,
menulis, olahraga, menyanyi? :-) Apapun kesukaan
kita. Dengan cara ini, kesendirian akan terasa lebih
menyenangkan!
2. Kedua, ingat-ingat kembali hal-hal yang menjadi
impian kita dan belum sempat dilakukan. kita bisa
membuka agenda-agenda pribadi, foto-foto jaman
dulu, buku-buku, dan lain sebagainya.
Percaya, cara ini akan menyadarkan kita akan
sempitnya waktu untuk mewujudkan segalanya.
Kalau sudah begini, bukankah kesendirian itu jadi
menyenangkan? ;-)
3. Ketiga, buat daftar sebanyak-banyaknya tentang
keinginan yang ingin kita wujudkan selagi masih
hidup. Mungkin dengan cara menuliskan kembali
'keinginan gila' saat kita masih kecil? Atau mimpi-
mimpi lain yang belum terlaksanakan?
Saat itu kita akan sadar, ternyata banyak sekali
hal yg memerlukan kesendirian utk mewujudkannya!
4. Dan yang terakhir.... Sebenarnya ini merupakan hal
'utama' dan yang pertama yang harus kita lakukan...
Mendekatlah kepada Yang Maha Mencinta diri kita.
Kesendirian ini akan semakin menyadarkan hakekat
keberadaan kita di dunia.
Semakin keyakinan ini kuat, maka akan semakin
kokoh kemampuan kita mengarungi kehidupan,
dengan segala situasinya.
Intinya, jangan biarkan kita terjebak dalam kesendirian
dengan suasana 'hati yang negatif', membiarkannya
berlarut-larut, hingga membuat kita putus asa.
Kalau kita mau membuka mata, kita sebenarnya tidak
pernah benar-benar sendiri. Ada orang lain di sekitar
kita. Salah satunya ada orang-orang yang dekat dan sayang sama kita :-)
Yang jelas, pasti selalu ada orang yang bisa kita
jadikan teman, dan ajak bicara!
Jika kita mau terbuka, dalam kesendirian kita bisa
merenungkan banyak hal. Dalam kesendirian Tri bisa
menemukan kedewasaan, kebijaksanaan, ide brilian,
dan memaksimalkan potensi yang kita miliki.
Dalam kesendirian pula kita bisa mengungkap
kejujuran, yang bisa jadi terkalahkan oleh sombong dan
ego yang seringkali kita temukan di keramaian!
Tidak bisa dipungkiri, kesendirian bisa datang kapan
saja kepada setiap orang, termasuk kepada kita.
Nah, jika suatu saat atau bahkan saat ini kita sedang
dilanda 'kesepian' alias merasa 'sunyi sepi sendiri',
kita harus ingat, bahwa kesendirian tidak selamanya
mematikan!
Kelola-lah perasaan kita dengan baik, dan buatlah
kesendirian menjadi lebih bermakna. :-)
TETAPKAN TUJUAN HIDUP
"Without goals, and plans to reach them, you are
like a ship that sail with no destination" --
(Fritzhugh Dodson)
Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.
Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.
Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.
Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.
Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!
Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.
Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.
4 Cara Yang Bisa kitaPakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:
1. Apa sebenarnya keinginan Tri?
Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
keinginan kita untuk beberapa tahun ke depan?
Tidak ada salahnya kita bermimpi. kita
tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
ada biaya yang harus kita keluarkan untuk
sekedar bermimpi. ;-)
2. Kumpulkan informasi.
Dengan mengumpulkan informasi, kita
bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.
Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
yang kita inginkan, belajarlah dari mereka.
Lakukan apa yang mereka kerjakan!
3. Jangan diam.
Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
membawa kita pada impian hidup yang diinginkan!
4. Tingkatkan kemampuan
Jika ada cara yang kita lakukan terbukti efektif
dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
maka alangkah baiknya jika kita berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
kinerja agar tujuan hidup kita lebih cepat tercapai.
Jika keempat hal di atas kita lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah kita
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.
Tri ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan kita sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
Dalam hal ini, kita pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah kita
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri kita
dengan sebaik-baiknya! :-)
By Anne Ahira
like a ship that sail with no destination" --
(Fritzhugh Dodson)
Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya
tujuan dalam hidupnya.
Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu
arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup
adalah apa yang kemudian dilakukannya.
Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih
nasib tak berpihak padanya.
Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan
hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.
Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan
dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu
adanya perubahan tersebut... hingga akhirnya tujuan
hidupnya tidak tercapai!
Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah
tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah
setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin
dicapai.
Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan
strategi apa yang harus diambil.
4 Cara Yang Bisa kitaPakai Untuk Menetapkan
Tujuan Hidup:
1. Apa sebenarnya keinginan Tri?
Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya
keinginan kita untuk beberapa tahun ke depan?
Tidak ada salahnya kita bermimpi. kita
tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, tokh tidak
ada biaya yang harus kita keluarkan untuk
sekedar bermimpi. ;-)
2. Kumpulkan informasi.
Dengan mengumpulkan informasi, kita
bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.
Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan
yang kita inginkan, belajarlah dari mereka.
Lakukan apa yang mereka kerjakan!
3. Jangan diam.
Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan
membawa kita pada impian hidup yang diinginkan!
4. Tingkatkan kemampuan
Jika ada cara yang kita lakukan terbukti efektif
dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai,
maka alangkah baiknya jika kita berusaha untuk
meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan
kinerja agar tujuan hidup kita lebih cepat tercapai.
Jika keempat hal di atas kita lakukan secara terus
menerus tanpa lelah dan bosan, Insya-Allah kita
akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.
Tri ibaratnya adalah seorang 'pemahat' atas
gambaran kehidupan kita sendiri. Dan seorang
pemahat yang baik akan selalu memiliki 'planning'
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
Dalam hal ini, kita pun hanya bisa sebesar dan
sebahagia sebagaimana tujuan yang telah kita
tentukan. Oleh sebab itu, pahatlah diri kita
dengan sebaik-baiknya! :-)
By Anne Ahira
Rabu, 16 September 2009
HARGAI APA YANG KITA MILIKI
Pernahkah Anda mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.
Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.
Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.
Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.
Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.
Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.
Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:
"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".
Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.
Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!
Sekarang, coba kita bayangkan sejenak....
......kita menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!
Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri kita melihat
atau mendengar apapun.
Selama beberapa hari itu kita tidak bisa
melihat indahnya dunia, kita tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan kita tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!
Bagaimana? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?
Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!
Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.
Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!
Coba kita renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.
Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.
Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik. :-)
Ditulis oleh: Anne Ahira
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.
Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.
Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.
Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.
Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.
Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.
Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:
"It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound".
Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.
Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!
Sekarang, coba kita bayangkan sejenak....
......kita menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!
Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri kita melihat
atau mendengar apapun.
Selama beberapa hari itu kita tidak bisa
melihat indahnya dunia, kita tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan kita tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!
Bagaimana? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?
Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!
Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.
Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!
Coba kita renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.
Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.
Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.
Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik. :-)
Ditulis oleh: Anne Ahira
Kamis, 10 September 2009
WAKTU
Tak seorang pun tahu kapan "WAKTU" mulai bergerak
Dan entah kapan sang "WAKTU" berhemti berjalan
Yang pasti sampai detik ini "DIA" terus bergerak dan terus bergulir
Entah Anda menghargai "WAKTU" dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
Atau selalu menyia-nyiakan "WAKTU" dengan aktivitas yang tidak bermanfaat
"DIA" tetap diam dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapa pun
Tanpa membantu siapa pun
Tetapi "DIA" bernilai untuk siapa pun
"DIA" tidak pernah kalah dan tidak akan usang
"DIA" selalu baru, selalu segar dan tegar
Hanya kitalah sebagai manusia
Lambat atau cepat pasti akan termakan oleh proses sang "WAKTU"
"WAKTU" untuk kehidupan seorang anak manusia
Tidak lama dan sangat terbatas
Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini
Dengan "PRODUKTIVITAS" yang sangat bermanfaat
Baik bagi diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya
Kesadaran akan "NILAI WAKTU" harus selalu diingatkan
Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap "SANG PENCIPTA"
Dengan demikian kita akan menghargai nilai keberadaan "SANG WAKTU"
Dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan
Selalu berusaha untuk dapat menikmati "PROSES WAKTU" itu
Dengan kualitas kehidupan yang makin lama makin indah
Nikmat, bahagia dan sangat berarti
Nikmati "WAKTU"mu yang masih ada...!!!
Hargai "WAKTU"mu yang masih tersisa...!!!
Dan entah kapan sang "WAKTU" berhemti berjalan
Yang pasti sampai detik ini "DIA" terus bergerak dan terus bergulir
Entah Anda menghargai "WAKTU" dengan memanfaatkan sebaik-baiknya
Atau selalu menyia-nyiakan "WAKTU" dengan aktivitas yang tidak bermanfaat
"DIA" tetap diam dan terus berjalan tanpa memihak kepada siapa pun
Tanpa membantu siapa pun
Tetapi "DIA" bernilai untuk siapa pun
"DIA" tidak pernah kalah dan tidak akan usang
"DIA" selalu baru, selalu segar dan tegar
Hanya kitalah sebagai manusia
Lambat atau cepat pasti akan termakan oleh proses sang "WAKTU"
"WAKTU" untuk kehidupan seorang anak manusia
Tidak lama dan sangat terbatas
Maka sepantasnya harus kita isi kehidupan ini
Dengan "PRODUKTIVITAS" yang sangat bermanfaat
Baik bagi diri pribadi dan bagi manusia-manusia lainnya
Kesadaran akan "NILAI WAKTU" harus selalu diingatkan
Dipelihara dengan rasa syukur yang besar terhadap "SANG PENCIPTA"
Dengan demikian kita akan menghargai nilai keberadaan "SANG WAKTU"
Dan nilai-nilai diri kita sebagai manusia sehingga kita akan
Selalu berusaha untuk dapat menikmati "PROSES WAKTU" itu
Dengan kualitas kehidupan yang makin lama makin indah
Nikmat, bahagia dan sangat berarti
Nikmati "WAKTU"mu yang masih ada...!!!
Hargai "WAKTU"mu yang masih tersisa...!!!
TUJUH LANGKAH KESABARAN
Sebuah rumah gubuk kecil berdiri anggun di tanah pegunungan yang indah dan hijau. Di gubuk yang terpencil itu, tinggallah seorang kakek tua yang sangat terkenal karena kebijakasanaannya. Banyak orang dari berbagai tempat datang kepadanya untuk meminta nasehat si kakek tua itu. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampai di hadapan si kakek tua, pria itu memohon nasehat tentang bagaimana cara mengendalikan emosi yang tidak terkendali.
Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, ”Anak muda, setiap kali engkau tersinggung atau terpancing untuk marah-marah, ingatlah ren 7 pu. Tujuh langkah kesabaran. Untuk itu, lakukanlah twee 7 pu, cai cuo 7 pu, yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan bertindak."
Merasa mendapatkan nasihat bijak, pria itu pulang kembali ke desanya. Ia yakin sekali masalah emosi yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Tiga hari perjalanan kembali harus dia tempuh. Hari telah larut ketika ia sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Di kepalanya, ia hendak meminta istrinya supaya menyediakan makan malam dan air hangat untuk mandi. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain.
Demi melihat pemandangan menjijikkan itu, langsung amarahnya meluap tak tertahankan lagi. ”Kurang ajar! Baru ditinggal sebentar saja sudah berani menyeleweng...!” Tanpa berpikir panjang, pria itu mencabut belati dan hendak menghabisi keduanya. Tetapi, seketika itu juga dirinya teringat dengan nasehat si kakek tua yang bijak; twee 7 pu, cai cuo 7 pu. Sambil tetap mengangkat tangan menghunus belati, pria itu mulai menjalankan nasihat si kakek. Ia melangkah sambil menghitung, dwee 7 pu, mundur tujuh langkah, cai cuo 7 pu, maju tujuh langkah. Kembali lagi, dwee 7 pu cai cuo 7 pu, sampai akhirnya suara hitungan dan hentakan kakinya membangunkan sang istri.
Ketika istrinya menyingkap selimut, kagetlah pria itu karena mendapati orang yang tidur di samping istrinya ternyata adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Seandainya saja kesabarannya tidak muncul di saat-saat yang genting tadi, mungkin orang-orang yang paling dicintainya itu telah mati di tangannya sendiri, dan hidupnya akan dirundung penyesalan sepanjang hayat.
Pembaca yang budiman. Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang pantas dan harus kita miliki! Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan ren atau kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan bisa pula diartikan sebagai suatu keuletan, ketekunan, atau mental tahan banting. Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita pun butuh kesabaran. Saat kita sendiri sedang marah, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan irasional yang merugikan.
Kesabaran merupakan ilmu hidup yang harus kita miliki jika kita ingin meraih sukses sejati. Tanpa kesabaran, kita akan mudah terjebak dalam komunikasi negatif dan sulit menjalin hubungan sosial yang konstruktif. Tanpa kesabaran kita cenderung mudah melakukan tindakan-tindakan tak terkendali yang mengundang penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, melatih kesabaran berarti memperkecil kemungkinan penyesalan. Jadi, saat emosi menguasai kita, ingatlah ren 7 pu , tujuh langkah kesabaran.
-Seminar Andrew Wongso-
Setelah sejenak memandang pria tersebut, sang kakek tua nan bijak itu pun berkata, ”Anak muda, setiap kali engkau tersinggung atau terpancing untuk marah-marah, ingatlah ren 7 pu. Tujuh langkah kesabaran. Untuk itu, lakukanlah twee 7 pu, cai cuo 7 pu, yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau ambil keputusan bertindak."
Merasa mendapatkan nasihat bijak, pria itu pulang kembali ke desanya. Ia yakin sekali masalah emosi yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Tiga hari perjalanan kembali harus dia tempuh. Hari telah larut ketika ia sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Di kepalanya, ia hendak meminta istrinya supaya menyediakan makan malam dan air hangat untuk mandi. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain.
Demi melihat pemandangan menjijikkan itu, langsung amarahnya meluap tak tertahankan lagi. ”Kurang ajar! Baru ditinggal sebentar saja sudah berani menyeleweng...!” Tanpa berpikir panjang, pria itu mencabut belati dan hendak menghabisi keduanya. Tetapi, seketika itu juga dirinya teringat dengan nasehat si kakek tua yang bijak; twee 7 pu, cai cuo 7 pu. Sambil tetap mengangkat tangan menghunus belati, pria itu mulai menjalankan nasihat si kakek. Ia melangkah sambil menghitung, dwee 7 pu, mundur tujuh langkah, cai cuo 7 pu, maju tujuh langkah. Kembali lagi, dwee 7 pu cai cuo 7 pu, sampai akhirnya suara hitungan dan hentakan kakinya membangunkan sang istri.
Ketika istrinya menyingkap selimut, kagetlah pria itu karena mendapati orang yang tidur di samping istrinya ternyata adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. Ia telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Seandainya saja kesabarannya tidak muncul di saat-saat yang genting tadi, mungkin orang-orang yang paling dicintainya itu telah mati di tangannya sendiri, dan hidupnya akan dirundung penyesalan sepanjang hayat.
Pembaca yang budiman. Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang pantas dan harus kita miliki! Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan ren atau kesabaran. Kesabaran dalam perjuangan bisa pula diartikan sebagai suatu keuletan, ketekunan, atau mental tahan banting. Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita pun butuh kesabaran. Saat kita sendiri sedang marah, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan irasional yang merugikan.
Kesabaran merupakan ilmu hidup yang harus kita miliki jika kita ingin meraih sukses sejati. Tanpa kesabaran, kita akan mudah terjebak dalam komunikasi negatif dan sulit menjalin hubungan sosial yang konstruktif. Tanpa kesabaran kita cenderung mudah melakukan tindakan-tindakan tak terkendali yang mengundang penyesalan di kemudian hari. Sebaliknya, melatih kesabaran berarti memperkecil kemungkinan penyesalan. Jadi, saat emosi menguasai kita, ingatlah ren 7 pu , tujuh langkah kesabaran.
-Seminar Andrew Wongso-
Kamis, 21 Mei 2009
MENYEBERANGI SUNGAI
Suatu hari di dalam kelas sebuah sekolah, di tengah-tengah pelajaran, Pak Guru memberi sebuah pertanyaan kepada murid-muridnya, “Anak-anak, jika suatu hari kita berjalan-jalan di suatu tempat, di depan kita terbentang sebuah sungai kecil, walaupun tidak telalu lebar tetapi airnya sangat keruh sehingga tidak diketahui berapa dalam sungai tersebut. Sedangkan satu-satunya jembatan yang ada untuk menyeberangi sungai, tampak di kejauhan berjarak kira-kira setengah kilometer dari tempat kita berdiri.”
“Pertanyaan saya adalah, apa yang akan kalian perbuat untuk menyeberangi sungai tersebut dengan cepat dan selamat? Pikirkan baik-baik, jangan sembarangan menjawab. Jawablah dengan memberi alasan kenapa kalian memilih jalan itu. Tuliskan jawaban kalian di selembar kertas. Kita akan diskusikan setelah ini.”
Seisi kelas segera ramai, masing-masing anak memberi jawaban yang beragam. Setelah beberapa saat menunggu murid-murid menjawab di kertas, Pak Guru segera mengumpulkan kertas dan mulailah acara diskusi. Ada sekelompok anak pemberani yang menjawab: kumpulkan tenaga dan keberanian, ambil ancang-ancang dan lompat ke seberang sungai. Ada yang menjawab, kami akan langsung terjun ke sungai dan berenang sampai ke seberang.
Kelompok yang lain menjawab: Kami akan mencari sebatang tongkat panjang untuk membantu menyeberang dengan tenaga lontaran dari tongkat tersebut. Dan ada pula yang menjawab: Saya akan berlari secepatnya ke jembatan dan menyeberangi sungai, walaupun agak lama karena jarak yang cukup jauh, tetapi lari dan menyeberang melalui jembatan adalah yang paling aman.
Setelah mendengar semua jawaban anak-anak, Pak Guru berkata, ”Bagus sekali jawaban kalian. Yang menjawab melompat ke seberang, berarti kalian mempunyai semangat berani mencoba. Yang menjawab turun ke air berarti kalian mengutamakan praktik. Yang memakai tongkat berarti kalian pintar memakai unsur dari luar untuk sampai ke tujuan. Sedangkan yang berlari ke jembatan untuk menyeberang berarti kalian lebih mengutamakan keamanan. Bapak senang kalian memiliki alasan atas jawaban itu. Semua jalan yang kalian tempuh adalah positif dan baik selama kalian tahu tujuan yang hendak dicapai. Asalkan kalian mau berusaha dengan keras, tahu target yang hendak dicapai, tidak akan lari gunung di kejar, pasti tujuan kalian akan tercapai. Pesan bapak, mulai dari sekarang dan sampai kapan pun, Kalian harus lebih rajin belajar dan berusaha menghadapi setiap masalah yang muncul agar berhasil sampai ke tempat tujuan.”
”JANGAN MELARIKAN DIRI DARI KESULITAN”
Dalam kenyataan hidup, kita semua sebagai manusia selalu mempunyai masalah atau problem yang harus di hadapi, selama kita tidak melarikan diri dari masalah, dan sadar bahwa semua masalah dan rintangan itu harus diatasi, melalui pola pikir dan cara-cara yang positif serta keberanian kita menghadapi semua itu, tentu hasilnya akan maksimal. Hanya dengan action dan belajar, belajar, dan action lagi. Manusia baru bisa mencapai pertumbuhan mental yang sehat dan meraih kesuksesan seperti yang di idam idamkan!
“Pertanyaan saya adalah, apa yang akan kalian perbuat untuk menyeberangi sungai tersebut dengan cepat dan selamat? Pikirkan baik-baik, jangan sembarangan menjawab. Jawablah dengan memberi alasan kenapa kalian memilih jalan itu. Tuliskan jawaban kalian di selembar kertas. Kita akan diskusikan setelah ini.”
Seisi kelas segera ramai, masing-masing anak memberi jawaban yang beragam. Setelah beberapa saat menunggu murid-murid menjawab di kertas, Pak Guru segera mengumpulkan kertas dan mulailah acara diskusi. Ada sekelompok anak pemberani yang menjawab: kumpulkan tenaga dan keberanian, ambil ancang-ancang dan lompat ke seberang sungai. Ada yang menjawab, kami akan langsung terjun ke sungai dan berenang sampai ke seberang.
Kelompok yang lain menjawab: Kami akan mencari sebatang tongkat panjang untuk membantu menyeberang dengan tenaga lontaran dari tongkat tersebut. Dan ada pula yang menjawab: Saya akan berlari secepatnya ke jembatan dan menyeberangi sungai, walaupun agak lama karena jarak yang cukup jauh, tetapi lari dan menyeberang melalui jembatan adalah yang paling aman.
Setelah mendengar semua jawaban anak-anak, Pak Guru berkata, ”Bagus sekali jawaban kalian. Yang menjawab melompat ke seberang, berarti kalian mempunyai semangat berani mencoba. Yang menjawab turun ke air berarti kalian mengutamakan praktik. Yang memakai tongkat berarti kalian pintar memakai unsur dari luar untuk sampai ke tujuan. Sedangkan yang berlari ke jembatan untuk menyeberang berarti kalian lebih mengutamakan keamanan. Bapak senang kalian memiliki alasan atas jawaban itu. Semua jalan yang kalian tempuh adalah positif dan baik selama kalian tahu tujuan yang hendak dicapai. Asalkan kalian mau berusaha dengan keras, tahu target yang hendak dicapai, tidak akan lari gunung di kejar, pasti tujuan kalian akan tercapai. Pesan bapak, mulai dari sekarang dan sampai kapan pun, Kalian harus lebih rajin belajar dan berusaha menghadapi setiap masalah yang muncul agar berhasil sampai ke tempat tujuan.”
”JANGAN MELARIKAN DIRI DARI KESULITAN”
Dalam kenyataan hidup, kita semua sebagai manusia selalu mempunyai masalah atau problem yang harus di hadapi, selama kita tidak melarikan diri dari masalah, dan sadar bahwa semua masalah dan rintangan itu harus diatasi, melalui pola pikir dan cara-cara yang positif serta keberanian kita menghadapi semua itu, tentu hasilnya akan maksimal. Hanya dengan action dan belajar, belajar, dan action lagi. Manusia baru bisa mencapai pertumbuhan mental yang sehat dan meraih kesuksesan seperti yang di idam idamkan!
Rabu, 13 Mei 2009
4 TAHAP PENGEMBANGAN DIRI
Dalam pandangan, tahap-tahap personal development dapat dilihat dari empat tahap berikut: pertama, mengenali diri sendiri. Kedua, memposisikan diri. Ketiga, mendobrak diri. Dan keempat, aktualisasi diri. Pada kesempatan ini, saya akab bahas tahap pertama terlebih dahulu.
Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.
Contoh: setelah menganalisis diri dengan saksama, kemudian kita mampu menemukan kekuatan personal kita seperti kreativitas, semangat berinovasi, ketajaman analisis, kemampuan menemukan peluang, penerimaan terhadap hal-hal baru, semangat belajar yang tinggi, serta cita-cita atau tujuan-tujuan pribadi yang mulia. Tetapi di sisi lain, mungkin saja kita merasa memiliki kelemahan, seperti kurang disiplin, tidak fokus, kurang konsisten, tidak berani mencoba, atau tidak berani ambil risiko.
Pada kasus ini, kita lihat betapa kekuatan berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau dikelola dengan baik.
Titik krusialnya di sini adalah, memaksimalkan potensi atau kekuatan dan sekaligus meminimalkan pengaruh kelemahan kita. Caranya:
Pertama, berkomitmen untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut.
Kedua, melakukan action atau usaha yang sungguh-sungguh untuk menghentikan pengaruhnya setiap kali kelemahan diri tersebut muncul.
Ketiga, menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya potensi kita, dan pada saat bersamaan mengubur sedalam-dalamnya setiap kelemahan kita.
Keempat, terus-menerus menumbuhkan dan mengembangkan motivasi diri, supaya semangat selalu berkobar dan kita senantiasa memiliki mentalitas yang sehat.
Dan keempat hal tersebut harus kita mulai sekarang juga! Ingat, hanya orang yang memiliki motivasi dan berani bertindak saja yang akan sukses. Action is power! Tindakan adalah kekuatan!
Whether we like it or not,
we are living in a
competitive world !!!
We are not living in
a peaceful world,
we are in state of war !!!
Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dirinya. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.
Contoh: setelah menganalisis diri dengan saksama, kemudian kita mampu menemukan kekuatan personal kita seperti kreativitas, semangat berinovasi, ketajaman analisis, kemampuan menemukan peluang, penerimaan terhadap hal-hal baru, semangat belajar yang tinggi, serta cita-cita atau tujuan-tujuan pribadi yang mulia. Tetapi di sisi lain, mungkin saja kita merasa memiliki kelemahan, seperti kurang disiplin, tidak fokus, kurang konsisten, tidak berani mencoba, atau tidak berani ambil risiko.
Pada kasus ini, kita lihat betapa kekuatan berupa potensi-potensi diri yang istimewa menjadi sulit berkembang, karena kelemahan-kelemahan yang tidak bisa dikendalikan atau dikelola dengan baik.
Titik krusialnya di sini adalah, memaksimalkan potensi atau kekuatan dan sekaligus meminimalkan pengaruh kelemahan kita. Caranya:
Pertama, berkomitmen untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut.
Kedua, melakukan action atau usaha yang sungguh-sungguh untuk menghentikan pengaruhnya setiap kali kelemahan diri tersebut muncul.
Ketiga, menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan baru yang mendorong mencuatnya potensi kita, dan pada saat bersamaan mengubur sedalam-dalamnya setiap kelemahan kita.
Keempat, terus-menerus menumbuhkan dan mengembangkan motivasi diri, supaya semangat selalu berkobar dan kita senantiasa memiliki mentalitas yang sehat.
Dan keempat hal tersebut harus kita mulai sekarang juga! Ingat, hanya orang yang memiliki motivasi dan berani bertindak saja yang akan sukses. Action is power! Tindakan adalah kekuatan!
Whether we like it or not,
we are living in a
competitive world !!!
We are not living in
a peaceful world,
we are in state of war !!!
Rabu, 06 Mei 2009
APA PENILAIAN ORANG LAIN TERHADAP TINDAKAN DAN DIRI ANDA?
"BAGI SIAPAPUN YANG MEMPUNYAI KEGIATAN YANG BERMANFAAT DAN BERPRESTASI MENCORONG NAMUN TIDAK BANYAK OMONG DIKAMPUS,SEKOLAH,PUBLIK,DLL DENGAN WILAYAH JANGKAUAN TANGERANG dskt," POSTING KONSEP/PROPOSAL ANDA ke: tri.warno@gmail.com. KAMI AJAK ANDA BERGABUNG! TUNJUKKAN KREASI ANDA BERSAMA" TALK LESS DO MORE"
Sebuah tindakan yang tidak perlu digembar-gemborkan,namun bisa membuahkan hasil yang
memuaskan dan bermanfaat bagi lingkungan maupun masyarakat,merupakan sebuah cerminan dari "TALK LESS DO MORE"
Sebuah tindakan yang tidak perlu digembar-gemborkan,namun bisa membuahkan hasil yang
memuaskan dan bermanfaat bagi lingkungan maupun masyarakat,merupakan sebuah cerminan dari "TALK LESS DO MORE"
Senin, 04 Mei 2009
SIFAT KEPITING
Saat menjelang malam hari di tepi pantai, terlihat para nelayan melakukan kegiatan, yakni menangkap kepiting yang biasanya keluar dari sarang mereka di malam hari. Kepiting-kepiting yang ditangkap oleh nelayan, sebagian kecil akan menjadi lauk santapan sekeluarga, sebagian besar akan di bawa ke pengumpul atau langsung ke pasar untuk di jual.
Para nelayan itu memasukkan semua kepiting hasil tangkapan mereka ke dalam baskom terbuka. Menariknya, baskom tersebut tidak perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri dari situ. Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan berusaha keras menarik kembali ke dasar baskom. Begitulah seterusnya, sehingga akhirnya tidak ada seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari baskom. Sebab itulah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk mencegah kepiting keluar dari baskom. Dan kemudian mati hidupnya si kepiting pun ditentukan keesokan harinya oleh si nelayan.
Sungguh menarik kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.
Gelagat manusia yang mempunyai sifat seperti halnya sifat kepiting yaitu :
1. Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri.
2. selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya
Tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju. Buang pikiran negatif seperti itu!
Karena sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apa pun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan atau kekalahan, masing-masing dari kita mempunyai hak untuk sukses!
sukses adalah hak setiap insan,maka secara konsekuen kita bisa menghargai setiap keberhasilan orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain untuk mencapai kesuksesannya. Untuk itu, dari pada mempunyai niat menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang dan sejauh mana kita sendiri mengembangkan kemampuan dan potensi kita seutuhnya. Sehingga hasil yang akan kita capaipun akan maksimal dan membanggakan!
Para nelayan itu memasukkan semua kepiting hasil tangkapan mereka ke dalam baskom terbuka. Menariknya, baskom tersebut tidak perlu diberi penutup untuk mencegah kepiting meloloskan diri dari situ. Ada yang menarik dari tingkah laku kepiting-kepiting yang tertangkap itu. Mereka sekuat tenaga selalu berusaha keluar dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat, tetapi jika ada seekor kepiting yang nyaris meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan berusaha keras menarik kembali ke dasar baskom. Begitulah seterusnya, sehingga akhirnya tidak ada seekor kepiting pun yang berhasil kabur dari baskom. Sebab itulah para nelayan tidak membutuhkan penutup untuk mencegah kepiting keluar dari baskom. Dan kemudian mati hidupnya si kepiting pun ditentukan keesokan harinya oleh si nelayan.
Sungguh menarik kisah dari sifat kepiting tadi, mengingatkan kita pada kehidupan manusia. Kadang tanpa disadari, manusia bertingkah laku seperti kepiting di dalam baskom. Saat ada seorang teman berhasil mendaki ke atas atau berhasil mencapai sebuah prestasi, yang seharusnya kita ikut berbahagia dengan keberhasilan itu, tetapi tanpa sadar, kita justru merasa iri, dengki, marah, tidak senang, atau malahan berusaha menarik atau menjatuhkan kembali ke bawah. Apalagi dalam bisnis atau bidang lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, tidak mau kalah akan semakin nyata dan bila tidak segera kita sadari, kita telah menjadi monster, mahluk yang menakutkan yang akhirnya akan membunuh hati nurani kita sendiri.
Gelagat manusia yang mempunyai sifat seperti halnya sifat kepiting yaitu :
1. Selalu sibuk merintangi orang lain yang akan menuju sukses sehingga lupa berusaha untuk memajukan diri sendiri.
2. selalu mencari dan menyalahkan pihak di luar dirinya
Tidak perlu cemas dengan keberhasilan orang lain, tidak perlu ada menyimpan iri hati apalagi tindakan yang bermaksud menghalangi teman atau orang lain agar mereka tidak maju. Buang pikiran negatif seperti itu!
Karena sesungguhnya, di dalam persaingan bisnis atau persaingan di bidang apa pun, tidak peduli berakhir dengan kemenangan atau kekalahan, masing-masing dari kita mempunyai hak untuk sukses!
sukses adalah hak setiap insan,maka secara konsekuen kita bisa menghargai setiap keberhasilan orang lain, bahkan selalu siap membantu orang lain untuk mencapai kesuksesannya. Untuk itu, dari pada mempunyai niat menghalangi atau menjatuhkan orang lain, jauh lebih penting adalah kita siap berjuang dan sejauh mana kita sendiri mengembangkan kemampuan dan potensi kita seutuhnya. Sehingga hasil yang akan kita capaipun akan maksimal dan membanggakan!
Sabtu, 18 April 2009
TALK LESS DO MORE
TALK LESS DO MORE...
adalah suatu pandangan hidup yang positif,dimana kita tidak perlu banyak bicara,tetapi yang terpenting adalah melakukan tindakan yang nyata dan berprestasi sebaik-baiknya serta setinggi-tingginya.
TALK LESS DO MORE...
Merupakan semangat hidup yang positif.Suatu perbuatan kecil lebih baik daripada seribu kata-kata.Dalam mengarungi bahtera kehidupan,manusia tidak pernah terlepas dari tantangan baik itu sebuah kesempatan maupun masalah....
apapun tantangan itu adalah tugas kita untuk terus mencoba,karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
TALK LESS DO MORE,dikit bicara... banyak kerja ...adalah semangat hidup yang harus dimiliki manusia dewasa ini...so let's TALK LESS,and DO MORE...with CLAS MILD.
adalah suatu pandangan hidup yang positif,dimana kita tidak perlu banyak bicara,tetapi yang terpenting adalah melakukan tindakan yang nyata dan berprestasi sebaik-baiknya serta setinggi-tingginya.
TALK LESS DO MORE...
Merupakan semangat hidup yang positif.Suatu perbuatan kecil lebih baik daripada seribu kata-kata.Dalam mengarungi bahtera kehidupan,manusia tidak pernah terlepas dari tantangan baik itu sebuah kesempatan maupun masalah....
apapun tantangan itu adalah tugas kita untuk terus mencoba,karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
TALK LESS DO MORE,dikit bicara... banyak kerja ...adalah semangat hidup yang harus dimiliki manusia dewasa ini...so let's TALK LESS,and DO MORE...with CLAS MILD.
AYAHKU SEORANG TUKANG BATU....
Alkisah, sebuah keluarga sederhana memiliki seorang putri yang menginjak remaja. Sang ayah bekerja sebagai tukang batu di sebuah perusahaan kontraktor besar di kota itu. Sayang, sang putri merasa malu dengan ayahnya. Jika ada yang bertanya tentang pekerjaan ayahnya, dia selalu menghindar dengan memberi jawaban yang tidak jujur. "Oh, ayahku bekerja sebagai petinggi di perusahaan kontraktor," katanya, tanpa pernah menjawab bekerja sebagai apa.
Si putri lebih senang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Ia sering berpura-pura menjadi anak dari seorang ayah yang bukan bekerja sebagai tukang batu. Melihat dan mendengar ulah anak semata wayangnya, sang ayah bersedih. Perkataan dan perbuatan anaknya yang tidak jujur dan mengingkari keadaan yang sebenarnya telah melukai hatinya.
Hubungan di antara mereka jadi tidak harmonis. Si putri lebih banyak menghindar jika bertemu dengan ayahnya. Ia lebih memilih mengurung diri di kamarnya yang kecil dan sibuk menyesali keadaan. "Sungguh Tuhan tidak adil kepadaku, memberiku ayah seorang tukang batu," keluhnya dalam hati.
Melihat kelakuan putrinya, sang ayah memutuskan untuk melakukan sesuatu. Maka, suatu hari, si ayah mengajak putrinya berjalan berdua ke sebuah taman, tak jauh dari rumah mereka. Dengan setengah terpaksa, si putri mengikuti kehendak ayahnya.
Setelah sampai di taman, dengan raut penuh senyuman, si ayah berkata, "Anakku, ayah selama ini menghidupi dan membiayai sekolahmu dengan bekerja sebagai tukang batu. Walaupun hanya sebagai tukang batu, tetapi ayah adalah tukang batu yang baik, jujur, disiplin, dan jarang melakukan kesalahan. Ayah ingin menunjukkan sesuatu kepadamu, lihatlah gedung bersejarah yang ada di sana. Gedung itu bisa berdiri dengan megah dan indah karena ayah salah satu orang yang ikut membangun. Memang, nama ayah tidak tercatat di sana, tetapi keringat ayah ada di sana. Juga, berbagai bangunan indah lain di kota ini di mana ayah menjadi bagian tak terpisahkan dari gedung-gedung tersebut. Ayah bangga dan bersyukur bisa bekerja dengan baik hingga hari ini."
Mendengar penuturan sang ayah, si putri terpana. Ia terdiam tak bisa berkata apa-apa. Sang ayah pun melanjutkan penuturannya, "Anakku, ayah juga ingin engkau merasakan kebanggaan yang sama dengan ayahmu. Sebab, tak peduli apa pun pekerjaan yang kita kerjakan, bila disertai dengan kejujuran, perasaan cinta dan tahu untuk apa itu semua, maka sepantasnya kita mensyukuri nikmat itu."
Setelah mendengar semua penuturan sang ayah, si putri segera memeluk ayahnya. Sambil terisak, ia berkata, "Maafkan putri, Yah. Putri salah selama ini. Walaupun tukang batu, tetapi ternyata Ayah adalah seorang pekerja yang hebat. Putri bangga pada Ayah." Mereka pun berpelukan dalam suasana penuh keharuan.
Begitu banyak orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri apa adanya. Entah itu masalah pekerjaaan, gelar, materi, kedudukan, dan lain sebagainya. Mereka merasa malu dan rendah diri atas apa yang ada, sehingga selalu berusaha menutupi dengan identitas dan keadaan yang dipalsukan.
Tetapi, justru karena itulah, bukan kebahagiaan yang dinikmati. Namun, setiap hari mereka hidup dalam keadaan was was, demi menutupi semua kepalsuan. Tentu, pola hidup seperti itu sangat melelahkan.
Maka, daripada hidup dalam kebahagiaaan yang semu, jauh lebih baik seperti tukang batu dalam kisah di atas. Walaupun hidup pas-pasan, ia memiliki kehormatan dan integritas sebagai manusia.
Sungguh, bisa menerima apa adanya kita hari ini adalah kebijaksanaan. Dan, mau berusaha memulai dari apa adanya kita hari ini dengan kejujuran dan kerja keras adalah keberanian!
Si putri lebih senang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya. Ia sering berpura-pura menjadi anak dari seorang ayah yang bukan bekerja sebagai tukang batu. Melihat dan mendengar ulah anak semata wayangnya, sang ayah bersedih. Perkataan dan perbuatan anaknya yang tidak jujur dan mengingkari keadaan yang sebenarnya telah melukai hatinya.
Hubungan di antara mereka jadi tidak harmonis. Si putri lebih banyak menghindar jika bertemu dengan ayahnya. Ia lebih memilih mengurung diri di kamarnya yang kecil dan sibuk menyesali keadaan. "Sungguh Tuhan tidak adil kepadaku, memberiku ayah seorang tukang batu," keluhnya dalam hati.
Melihat kelakuan putrinya, sang ayah memutuskan untuk melakukan sesuatu. Maka, suatu hari, si ayah mengajak putrinya berjalan berdua ke sebuah taman, tak jauh dari rumah mereka. Dengan setengah terpaksa, si putri mengikuti kehendak ayahnya.
Setelah sampai di taman, dengan raut penuh senyuman, si ayah berkata, "Anakku, ayah selama ini menghidupi dan membiayai sekolahmu dengan bekerja sebagai tukang batu. Walaupun hanya sebagai tukang batu, tetapi ayah adalah tukang batu yang baik, jujur, disiplin, dan jarang melakukan kesalahan. Ayah ingin menunjukkan sesuatu kepadamu, lihatlah gedung bersejarah yang ada di sana. Gedung itu bisa berdiri dengan megah dan indah karena ayah salah satu orang yang ikut membangun. Memang, nama ayah tidak tercatat di sana, tetapi keringat ayah ada di sana. Juga, berbagai bangunan indah lain di kota ini di mana ayah menjadi bagian tak terpisahkan dari gedung-gedung tersebut. Ayah bangga dan bersyukur bisa bekerja dengan baik hingga hari ini."
Mendengar penuturan sang ayah, si putri terpana. Ia terdiam tak bisa berkata apa-apa. Sang ayah pun melanjutkan penuturannya, "Anakku, ayah juga ingin engkau merasakan kebanggaan yang sama dengan ayahmu. Sebab, tak peduli apa pun pekerjaan yang kita kerjakan, bila disertai dengan kejujuran, perasaan cinta dan tahu untuk apa itu semua, maka sepantasnya kita mensyukuri nikmat itu."
Setelah mendengar semua penuturan sang ayah, si putri segera memeluk ayahnya. Sambil terisak, ia berkata, "Maafkan putri, Yah. Putri salah selama ini. Walaupun tukang batu, tetapi ternyata Ayah adalah seorang pekerja yang hebat. Putri bangga pada Ayah." Mereka pun berpelukan dalam suasana penuh keharuan.
Begitu banyak orang yang tidak bisa menerima keadaan dirinya sendiri apa adanya. Entah itu masalah pekerjaaan, gelar, materi, kedudukan, dan lain sebagainya. Mereka merasa malu dan rendah diri atas apa yang ada, sehingga selalu berusaha menutupi dengan identitas dan keadaan yang dipalsukan.
Tetapi, justru karena itulah, bukan kebahagiaan yang dinikmati. Namun, setiap hari mereka hidup dalam keadaan was was, demi menutupi semua kepalsuan. Tentu, pola hidup seperti itu sangat melelahkan.
Maka, daripada hidup dalam kebahagiaaan yang semu, jauh lebih baik seperti tukang batu dalam kisah di atas. Walaupun hidup pas-pasan, ia memiliki kehormatan dan integritas sebagai manusia.
Sungguh, bisa menerima apa adanya kita hari ini adalah kebijaksanaan. Dan, mau berusaha memulai dari apa adanya kita hari ini dengan kejujuran dan kerja keras adalah keberanian!
Rabu, 15 April 2009
TEORI " 48 + "
Kalau ingin sukses, kita harus menggunakan plus-nya, berapa banyak plus yang kita lakukan dalam diri untuk mencapai sukses itu. Kalau kita perhatikan, setiap orang sukses sedikit banyak mempunyai kegilaan dalam bekerja keras.
Ada sebuah pemikiran konyol, bahwa orang dapat bekerja dengan senang-senang saja, lalu tiba-tiba meraih sukses besar dan menjadi kaya-raya.
Itu hanya sebuah mitologi yang tidak dapat dipercaya kebenarannya, yang benar adalah semua orang yang kaya dan semua orang yang sukses itu harus bekerja keras.
Rumus yang ingin kita bahas disini adalah '48+' yaitu sebuah introspeksi waktu bekerja kita! Kalau kita bekerja sehari selama 8 jam, selama 6 hari kerja, maka kita sudah bekerja total selama 48 jam. Yang perlu Anda ketahui, waktu 48 jam bekerja keras itu hanya untuk survival saja, hanya untuk bertahan demi kelangsungan hidup dan mempertahankan diri.
Kalau ingin sukses, kita harus menggunakan plus-nya, berapa banyak plus yang kita lakukan dalam diri untuk mencapai sukses itu. Kalau kita perhatikan, setiap orang sukses sedikit banyak mempunyai kegilaan dalam bekerja keras. Itu memang benar, karena era kompetisi yang semakin tajam seperti sekarang ini, membuat kita harus mau bersaing dengan orang lain.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dalam rumus '48+' waktu selama 48 jam seminggu tersebut adalah untuk survival, sementara plus (+) adalah untuk sukses. Jika kita bekerja selama 70 jam seminggu, 48 jam-nya adalah untuk survival sementara 22 jam-nya adalah untuk kesuksesan. Bagaimana kalau kita bekerja selama 90 jam atau 100 jam seminggu? Tentu mungkin kita akan jauh lebih sukses.
Ada survey yang cukup menarik di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, tentang 'self-made millioner', yaitu milyuner yang jadi kaya-raya karena dirinya sendiri. Mereka lantas dicoba untuk dikelompokkan demi mengetahui seberapa banyak populasi orang-orang itu. Hasilnya, hampir semua (diatas 85%) dari orang-orang ini bekerja selama 70, 80, 90 jam, dan bahkan lebih per minggu-nya.
Wow! Ini artinya, setiap hari mereka sanggup bekerja lebih dari 10 jam sehari. Mereka juga merasa begitu menyukai pekerjaannya sehingga tidak merasa seperti bekerja. Itu sesuatu yang sangat bagus, dan yang paling penting adalah fakta bahwa mereka benar-benar mengerjakan pekerjaannya.
Selain rumus '48+' tadi, di samping kerja keras, tentu juga harus ada kerja cerdas. Jadi tidak sekedar work hard, tapi juga work smart. Kalau kita lihat, ada beberapa orang yang sepertinya bekerja keras dan selalu ada di kantor, tapi ternyata pikirannya melayang kemana-mana, dan hatinya sesungguhnya tidak ada disana. Banyak orang yang sloppy, yang bekerja semaunya sendiri.
Hal itu akan menjauhkan dia dari kesuksesan yang diharapkan dan tentu akan menjauhkan diri dari excellence atau hasil maksimum dalam pekerjaan.
BISAKAH…KITA MELAKUKAN “ + “ TERSEBUT….
TDS
Ada sebuah pemikiran konyol, bahwa orang dapat bekerja dengan senang-senang saja, lalu tiba-tiba meraih sukses besar dan menjadi kaya-raya.
Itu hanya sebuah mitologi yang tidak dapat dipercaya kebenarannya, yang benar adalah semua orang yang kaya dan semua orang yang sukses itu harus bekerja keras.
Rumus yang ingin kita bahas disini adalah '48+' yaitu sebuah introspeksi waktu bekerja kita! Kalau kita bekerja sehari selama 8 jam, selama 6 hari kerja, maka kita sudah bekerja total selama 48 jam. Yang perlu Anda ketahui, waktu 48 jam bekerja keras itu hanya untuk survival saja, hanya untuk bertahan demi kelangsungan hidup dan mempertahankan diri.
Kalau ingin sukses, kita harus menggunakan plus-nya, berapa banyak plus yang kita lakukan dalam diri untuk mencapai sukses itu. Kalau kita perhatikan, setiap orang sukses sedikit banyak mempunyai kegilaan dalam bekerja keras. Itu memang benar, karena era kompetisi yang semakin tajam seperti sekarang ini, membuat kita harus mau bersaing dengan orang lain.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dalam rumus '48+' waktu selama 48 jam seminggu tersebut adalah untuk survival, sementara plus (+) adalah untuk sukses. Jika kita bekerja selama 70 jam seminggu, 48 jam-nya adalah untuk survival sementara 22 jam-nya adalah untuk kesuksesan. Bagaimana kalau kita bekerja selama 90 jam atau 100 jam seminggu? Tentu mungkin kita akan jauh lebih sukses.
Ada survey yang cukup menarik di Amerika Serikat beberapa waktu lalu, tentang 'self-made millioner', yaitu milyuner yang jadi kaya-raya karena dirinya sendiri. Mereka lantas dicoba untuk dikelompokkan demi mengetahui seberapa banyak populasi orang-orang itu. Hasilnya, hampir semua (diatas 85%) dari orang-orang ini bekerja selama 70, 80, 90 jam, dan bahkan lebih per minggu-nya.
Wow! Ini artinya, setiap hari mereka sanggup bekerja lebih dari 10 jam sehari. Mereka juga merasa begitu menyukai pekerjaannya sehingga tidak merasa seperti bekerja. Itu sesuatu yang sangat bagus, dan yang paling penting adalah fakta bahwa mereka benar-benar mengerjakan pekerjaannya.
Selain rumus '48+' tadi, di samping kerja keras, tentu juga harus ada kerja cerdas. Jadi tidak sekedar work hard, tapi juga work smart. Kalau kita lihat, ada beberapa orang yang sepertinya bekerja keras dan selalu ada di kantor, tapi ternyata pikirannya melayang kemana-mana, dan hatinya sesungguhnya tidak ada disana. Banyak orang yang sloppy, yang bekerja semaunya sendiri.
Hal itu akan menjauhkan dia dari kesuksesan yang diharapkan dan tentu akan menjauhkan diri dari excellence atau hasil maksimum dalam pekerjaan.
BISAKAH…KITA MELAKUKAN “ + “ TERSEBUT….
TDS
Sabtu, 11 April 2009
KEKUATAN FIKIRAN
Dikisahkan, ada seorang ibu yang sangat menyayangi putra tunggalnya. Karena rasa kuatir yang sangat, ditambah maraknya berita penculikan di media massa, si ibu pun memberi nasihat kepada putranya, "Nak, kalau matahari sudah tidak bersinar lagi, jangan keluar rumah ya. Karena saat gelap seperti itulah roh jahat mulai bermunculan. Ada yang disebut kuntilanak, genderuwo, dan lain-lain. Pokoknya mahkluk jelek, hitam, dan jahat. Maka belajar baik-baik di dalam rumah saja ya, terutama malam hari, oke?" sang anak, yang sedikit penakut, dengan senang hati mematuhi nasehat ibunya.
Setelah beranjak remaja, si anak tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Seringkali, ketakutannya yang berlebihan itu terbawa-bawa dalam mimpi. Tidak jarang, ketika tidur ia tiba-tiba terbangun dengan berteriak histeris serta bersimbah peluh ketakutan. Kedua orangtuanya pun menjadi khawatir melihat perkembangan jiwa si anak. Berbagai nasehat bernada menghibur yang disampaikan si orangtua kepada anaknya tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kadang si anak justru merasa orangtuanya berusaha mencelakai dia.
Suatu hari, sang kakek mendengar kondisi cucunya tersebut. Maka, ia pun segera menyempatkan diri berkunjung ke rumah anaknya. Setelah memikirkan dengan seksama, suatu sore, si kakek mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama-sama dengan beberapa orang tetangga dan teman si cucu. Sesampainya di pasar malam itu, mereka pun bersenang-senang. Sang cucu dan teman-temannya bermain dan melihat berbagai pertunjukkan hingga malam hari. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.
Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya. "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri, kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satu pun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiran kamu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan."
Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu mengubah mindset dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.
Pembaca yang budiman,
Mendidik anak dengan nada ancaman atau dengan menakutinya, walaupun untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian benar!
Hukum pikiran bersifat universal dan berlaku untuk siapa saja, baik anak-anak atau orang dewasa, yakni you are what you think, Anda adalah apa yang Anda pikirkan! Maka, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. You are what you believe, Anda adalah apa yang Anda percayai!
Karena itu, kalau yang kita tanamkan ke dalam pikiran kita setiap hari adalah hal-hal yang negatif, dampaknya akan destruktif atau merusak. Sebaliknya, kalau baik dan positif sifatnya, tentu dampak dalam kehidupan kita akan menjadi positif dan konstruktif.
Salam Sukses Luar Biasa!!!!
Andrie Wongso
Setelah beranjak remaja, si anak tumbuh menjadi pemuda cilik yang penakut dan pengecut. Seringkali, ketakutannya yang berlebihan itu terbawa-bawa dalam mimpi. Tidak jarang, ketika tidur ia tiba-tiba terbangun dengan berteriak histeris serta bersimbah peluh ketakutan. Kedua orangtuanya pun menjadi khawatir melihat perkembangan jiwa si anak. Berbagai nasehat bernada menghibur yang disampaikan si orangtua kepada anaknya tidak bermanfaat sama sekali. Bahkan, kadang si anak justru merasa orangtuanya berusaha mencelakai dia.
Suatu hari, sang kakek mendengar kondisi cucunya tersebut. Maka, ia pun segera menyempatkan diri berkunjung ke rumah anaknya. Setelah memikirkan dengan seksama, suatu sore, si kakek mengajak cucunya berjalan-jalan ke pasar malam bersama-sama dengan beberapa orang tetangga dan teman si cucu. Sesampainya di pasar malam itu, mereka pun bersenang-senang. Sang cucu dan teman-temannya bermain dan melihat berbagai pertunjukkan hingga malam hari. Setelah puas dan lelah bermain, mereka pun berjalan kaki pulang ke rumah.
Tiba di rumah, si kakek meneruskan berbincang santai dengan cucunya. "Cucuku, terang dan gelap adalah sifat alam. Tidak ada hubungannya dengan roh gentayangan dan kejahatan. Sudah kita buktikan sendiri, kan? Bukankah sepanjang jalan dalam kegelapan tadi tidak ada satu pun roh jahat yang mengganggu? Ketahuilah, roh jahat hanya ada di pikiran kamu sendiri. Usir dia dari pikiranmu, maka tidak akan ada yang namanya roh jahat di muka bumi ini. Kakek yang sudah setua ini telah membuktikan sendiri. Ketakutan hanya ada di pikiran kita. Gunakan pikiranmu untuk hal-hal yang baik, maka engkau akan membuat segalanya menjadi baik, indah, dan membahagiakan."
Demikianlah, berkat kata-kata bijak dari si kakek, lewat proses waktu, akhirnya si cucu mampu mengubah mindset dan memiliki kesehatan mentalitas yang positif. Ia pun tumbuh jadi pemuda yang pemberani.
Pembaca yang budiman,
Mendidik anak dengan nada ancaman atau dengan menakutinya, walaupun untuk tujuan yang baik, bisa berdampak buruk dan merusak kesehatan mental, bila tidak disertai dengan pengertian benar!
Hukum pikiran bersifat universal dan berlaku untuk siapa saja, baik anak-anak atau orang dewasa, yakni you are what you think, Anda adalah apa yang Anda pikirkan! Maka, apa yang kita pikirkan, itulah yang akan terjadi. You are what you believe, Anda adalah apa yang Anda percayai!
Karena itu, kalau yang kita tanamkan ke dalam pikiran kita setiap hari adalah hal-hal yang negatif, dampaknya akan destruktif atau merusak. Sebaliknya, kalau baik dan positif sifatnya, tentu dampak dalam kehidupan kita akan menjadi positif dan konstruktif.
Salam Sukses Luar Biasa!!!!
Andrie Wongso
Rabu, 08 April 2009
MOTIVASI YANG PALING EFFECTIF ADALAH JIKA KITA “ MAU BERKACA PADA DIRI SENDIRI”
Kita sering ketakutan menghadapi pemutusan hubungan kerja dengan tempat dimana kita bekerja, entah karena habis kontrak, perusahaan pailit ataupun disebabkan faktor lain. Kita masih selalu mengandalkan & bergantung kepada orang lain dan takut kalau kita di PHK akan susah mendapakan pekerjaan lagi ditempat lain. Rasa percaya diri yang kita punyai masih belum muncul pada diri kita entah apa penyababnya. Padahal kuncinya mudah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan sekaligus sebagai cermin pada diri kita yaitu :
“ MARI COBA KITA RENUNGKAN,ANDAIKATA KITA MEMPUNYAI SEBUAH PERUSAHAAN, DAN AKAN MENERIMA KARYAWAN, APAKAH ORANG SEPERTI SAYA INI DENGAN CARA KERJA,SIFAT , DAN KEJUJURAN SEPERTI SAYA INILAH YANG AKAN SAYA TERIMA BEKERJA DIPERUSAHAAN SAYA? ”
Jika Jawabanya : Tidak, berarti kita sebenarnya adalah manusia tidak berguna yang tidak bisa kerja, lalu untuk apa saya bekerja ditempat ini, kasihan perusahaan ini menggaji saya sementara saya adalah orang yang tidak produktif,yang tidak bisa memberikan kontribusi apa-apa terhadap perusahaan yang telah menggaji saya”
Jika Jawabanya Ya : Maka saya tidak akan pernah khawatir keluar dari perusahaan manapun, karena pasti perusahaan tersebut akan membutuhkan orang seperti saya.
Mudah Bukan????
Apakah Kita sudah Berkaca pada Diri Kita sendiri, produktif-kah saya bekerja di tempat ini?
“ MARILAH KITA MEMBELI SEBUAH CERMIN BESAR, KITA LETAKKAN DI DEPAN KITA , DAN MULAILAH KITA BERCERMIN ! LAYAK-KAH AKU?????
“ MARI COBA KITA RENUNGKAN,ANDAIKATA KITA MEMPUNYAI SEBUAH PERUSAHAAN, DAN AKAN MENERIMA KARYAWAN, APAKAH ORANG SEPERTI SAYA INI DENGAN CARA KERJA,SIFAT , DAN KEJUJURAN SEPERTI SAYA INILAH YANG AKAN SAYA TERIMA BEKERJA DIPERUSAHAAN SAYA? ”
Jika Jawabanya : Tidak, berarti kita sebenarnya adalah manusia tidak berguna yang tidak bisa kerja, lalu untuk apa saya bekerja ditempat ini, kasihan perusahaan ini menggaji saya sementara saya adalah orang yang tidak produktif,yang tidak bisa memberikan kontribusi apa-apa terhadap perusahaan yang telah menggaji saya”
Jika Jawabanya Ya : Maka saya tidak akan pernah khawatir keluar dari perusahaan manapun, karena pasti perusahaan tersebut akan membutuhkan orang seperti saya.
Mudah Bukan????
Apakah Kita sudah Berkaca pada Diri Kita sendiri, produktif-kah saya bekerja di tempat ini?
“ MARILAH KITA MEMBELI SEBUAH CERMIN BESAR, KITA LETAKKAN DI DEPAN KITA , DAN MULAILAH KITA BERCERMIN ! LAYAK-KAH AKU?????
Senin, 30 Maret 2009
ULAT KECIL PEMBERANI
ULAT KECIL YANG PEMBERANI
Dikisahkan, ada seekor ulat kecil sejak lahir menetap di daerah yang tidak cukup air sehingga sepanjang hidupnya dia selalu kekurangan makanan. Di dalam hati kecilnya ada keinginan untuk pindah dari rumah lamanya demi mencari kehidupan dan lingkungan yang baru. Tetapi, dari hari ke hari dia tidak juga memiliki keberanian untuk melaksanakan niatnya. Hingga suatu hari, karena kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, si ulat terpaksa membulatkan tekad memberanikan diri keluar dari rumahnya, mulai merayap ke depan tanpa berpaling lagi ke belakang.
Setelah berjalan agak jauh, dia mulai merasa bimbang. Katanya dalam hati, "Jika aku sekarang berbalik kembali ke rumah lama rasanya masih keburu, mumpung aku belum berjalan terlalu jauh. Karena kalau aku berjalan lebih jauh lagi, jangan-jangan jalan pulang pun takkan kutemukan lagi. Mungkin akhirnya aku tersesat dan... entah bagaimana nasibku nanti!"
Ketika Si Ulat sedang maju mundur penuh kebimbangan dan pertimbangan, tiba-tiba ada sebuah suara menyapa di dekatnya, "Halo ulat kecil! Apa kabar? Aku adalah Kepik. Senang sekali melihatmu keluar dari rumah lamamu. Aku tahu, engkau tentu bosan kekurangan makan karena musim dan cuara yang tidak baik terus menerus. Kepergianmu tentu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, kan?"
Si Ulat pun bertanya kepada Si Kepik yang sok tahu, "Benar Kepik. Aku memutuskan pergi dari sarangku untuk kehidupan yang lebih baik. Apakah engkau tahu, apa yang ada di depan sana?" "Oh...Aku tahu, jalan ke depan yang akan kau lalui, walaupun tidak terlalu jauh tetapi terjal dan berliku. Dan lebih jauh di sana ada sebuah gua yang gelap yang harus kau lalui. Tetapi, setelah kamu mampu melewati kegelapan, aku beritahu, di pintu gua sebelah sana terbentang sebuah tempat yang terang, indah, dan sangat subur. Kamu pasti menyukainya. Di sana kau pasti bisa hidup dengan baik seperti yang kamu inginkan," Si Kepik dengan bersemangat memberi dorongan kepada Si Ulat yang tampak ragu dan ketakutan.
"Kepik, apakah tidak ada jalan pintas untuk sampai ke sana?" Tanya Ulat.
"Tidak sobat. Jika kamu ingin hidup lebih baik dari hari ini, kamu harus melewati semua tantangan itu. Nasehatku, tetaplah berjalan langkah demi langkah, fokuskan pada tujuanmu dan tetaplah berjalan. Niscaya kamu akan tiba di sana dengan selamat. Selamat jalan dan selamat berjuang sobat!" sambil berteriak penuh semangat, Si Kepik pun meninggalkan ulat.
Memang benar... kemenangan, kesuksesan, adalah milik mereka yang secara sadar, tahu apa yang menjadi keinginannya, sekaligus siap menghadapi rintangan apa pun yang menghadang, serta mau memperjuangkannya habis-habisan melalui cara-cara yang benar sampai mencapai tujuan akhir, yaitu kesuksesan.
Pengertian sukses secara sederhana demikian ini telah di praktikkan oleh manusia sukses berabad-abad lampau sampai saat ini sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Maka ...untuk meraih kesuksesan yang maksimal, kita tidak memerlukan teori-teori kosong yang rumit. Cukup tahu akan nilai yang akan dicapai dan take action! Ambil tindakan!
Dikisahkan, ada seekor ulat kecil sejak lahir menetap di daerah yang tidak cukup air sehingga sepanjang hidupnya dia selalu kekurangan makanan. Di dalam hati kecilnya ada keinginan untuk pindah dari rumah lamanya demi mencari kehidupan dan lingkungan yang baru. Tetapi, dari hari ke hari dia tidak juga memiliki keberanian untuk melaksanakan niatnya. Hingga suatu hari, karena kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, si ulat terpaksa membulatkan tekad memberanikan diri keluar dari rumahnya, mulai merayap ke depan tanpa berpaling lagi ke belakang.
Setelah berjalan agak jauh, dia mulai merasa bimbang. Katanya dalam hati, "Jika aku sekarang berbalik kembali ke rumah lama rasanya masih keburu, mumpung aku belum berjalan terlalu jauh. Karena kalau aku berjalan lebih jauh lagi, jangan-jangan jalan pulang pun takkan kutemukan lagi. Mungkin akhirnya aku tersesat dan... entah bagaimana nasibku nanti!"
Ketika Si Ulat sedang maju mundur penuh kebimbangan dan pertimbangan, tiba-tiba ada sebuah suara menyapa di dekatnya, "Halo ulat kecil! Apa kabar? Aku adalah Kepik. Senang sekali melihatmu keluar dari rumah lamamu. Aku tahu, engkau tentu bosan kekurangan makan karena musim dan cuara yang tidak baik terus menerus. Kepergianmu tentu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, kan?"
Si Ulat pun bertanya kepada Si Kepik yang sok tahu, "Benar Kepik. Aku memutuskan pergi dari sarangku untuk kehidupan yang lebih baik. Apakah engkau tahu, apa yang ada di depan sana?" "Oh...Aku tahu, jalan ke depan yang akan kau lalui, walaupun tidak terlalu jauh tetapi terjal dan berliku. Dan lebih jauh di sana ada sebuah gua yang gelap yang harus kau lalui. Tetapi, setelah kamu mampu melewati kegelapan, aku beritahu, di pintu gua sebelah sana terbentang sebuah tempat yang terang, indah, dan sangat subur. Kamu pasti menyukainya. Di sana kau pasti bisa hidup dengan baik seperti yang kamu inginkan," Si Kepik dengan bersemangat memberi dorongan kepada Si Ulat yang tampak ragu dan ketakutan.
"Kepik, apakah tidak ada jalan pintas untuk sampai ke sana?" Tanya Ulat.
"Tidak sobat. Jika kamu ingin hidup lebih baik dari hari ini, kamu harus melewati semua tantangan itu. Nasehatku, tetaplah berjalan langkah demi langkah, fokuskan pada tujuanmu dan tetaplah berjalan. Niscaya kamu akan tiba di sana dengan selamat. Selamat jalan dan selamat berjuang sobat!" sambil berteriak penuh semangat, Si Kepik pun meninggalkan ulat.
Memang benar... kemenangan, kesuksesan, adalah milik mereka yang secara sadar, tahu apa yang menjadi keinginannya, sekaligus siap menghadapi rintangan apa pun yang menghadang, serta mau memperjuangkannya habis-habisan melalui cara-cara yang benar sampai mencapai tujuan akhir, yaitu kesuksesan.
Pengertian sukses secara sederhana demikian ini telah di praktikkan oleh manusia sukses berabad-abad lampau sampai saat ini sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Maka ...untuk meraih kesuksesan yang maksimal, kita tidak memerlukan teori-teori kosong yang rumit. Cukup tahu akan nilai yang akan dicapai dan take action! Ambil tindakan!
Kamis, 26 Maret 2009
PRINSIP 90-10
Bagaimana prinsip 90/10 itu ?
- 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.
- 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.
Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri
anda.
Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan
hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat
seluruh rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.
Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.
Bagaimana caranya ? *. Dari cara reaksi anda !!
Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol
reaksi anda.
Marilah kita lihat contoh dibawah ini :
Kondisi 1
Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja
menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram
kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.
Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda.
Anak anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja.
Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat
ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil
menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.
Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan
mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan
kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.
Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,-
karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda
secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit..
Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau
tas anda tertinggal di rumah.
Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan
semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.
Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan
istri dan anak anda.
Mengapa ? Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!
Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir
kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab
hari buruk anda.
Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.
Kondisi 2 :
Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda
berkata lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda
ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan
mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat
anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda
kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa
makan malam nanti."
Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur
staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di
kantor.
Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?
2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri
dengan
kondisi berbeda.
Mengapa ?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang
90% tergantung dari reaksi anda sendiri.
Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang
mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan
serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan
komentar buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda:
kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.
Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat
masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki
? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan
kondisi tersebut merusak hari anda ?
Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat
terselesaikan.
Contoh lain :
- Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang
karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.
- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada
petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa
yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk
kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku
yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.
Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian
anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan
hasilnya sangat menakjubkan.
Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan
hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita
mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.
NIKMATILAH HIDUP INI !!
- 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.
- 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.
Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri
anda.
Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan
hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat
seluruh rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.
Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.
Bagaimana caranya ? *. Dari cara reaksi anda !!
Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol
reaksi anda.
Marilah kita lihat contoh dibawah ini :
Kondisi 1
Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja
menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram
kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.
Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda.
Anak anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja.
Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat
ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil
menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.
Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan
mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan
kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.
Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,-
karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda
secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit..
Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau
tas anda tertinggal di rumah.
Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan
semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.
Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan
istri dan anak anda.
Mengapa ? Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!
Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir
kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab
hari buruk anda.
Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.
Kondisi 2 :
Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda
berkata lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda
ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan
mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat
anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda
kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa
makan malam nanti."
Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur
staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di
kantor.
Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?
2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri
dengan
kondisi berbeda.
Mengapa ?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang
90% tergantung dari reaksi anda sendiri.
Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang
mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan
serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan
komentar buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda:
kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.
Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat
masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki
? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan
kondisi tersebut merusak hari anda ?
Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat
terselesaikan.
Contoh lain :
- Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang
karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.
- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada
petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa
yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk
kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku
yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.
Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian
anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan
hasilnya sangat menakjubkan.
Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan
hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita
mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.
NIKMATILAH HIDUP INI !!
Langganan:
Komentar (Atom)